RESENSI BUKU : NAWUNG PUTRI MALU DARI JAWA
IDENTITAS BUKU
- Judul : Nawung Putri Malu dari Jawa
- Pengarang : Galuh Larasati
- Penerbit : Galang Pustaka
- Tahun terbit : 2013
- Tebal buku : 326 halaman
- Cetakan ke : 1
- Harga : -
- Kota terbit : Yogyakarta
- ISBN : 978-602-267-003-2
- Cover :
RANGKUMAN
Seorang gadis belia dilahirkan di dekat pelataran
tempat Dinasti Syeilendra, ia lahir dari keluarga sederhana, ibunya hanya
menjadi pedagang soto serah dan bapaknya hanya menjadi seorang petani. Tetapi,
kedua orang tua gadis belia tersebut mencita-citakan agar anaknya kelaj menjadi
pribadi yang membanggakan, bersikap lembut, dan memiliki rasa bertanggung
jawab. Gadis belia itu bernama Nawung Sekar
Nawung Sekar tumbuh atas doa-doa yang dipanjatkan
kedua orang tuanya, sejak kecil ia rajin untuk mempelajari sesuatu dan dapat
menerima sesuatu yang baru dengan mudah. Berbagai bahasa ia kuasai, bahasa
Arab, bahasa Jepang contohnya. Nawung gemar belajar tetapi akibat
perekonomiannya yang tidak begitu baik, Nawung tidak dapat melanjutkan studinya
ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Walaupun demikian, Nawung
tetap memiliki tekad agar kelak dapat mendirikan sekolah yang dapat membantu
masyarakat sekitar
Dalam masa perwujudan cita-citanya, kisah asmara
yang dimiliki Nawung Sekar cukup rumit. Hubungan asmara antara Nawung dan
Jonathan harus kandas karena ibunya tak mengizinkan, sementara hubungannya
dengan Angkasa, teman dekat Nawung juga tidak berjalan baik karena Nawung tidak
mencintai Angkasa seperti Angkasa yang mencintai Nawung. Tidak lama, Nawung
menikah dengan pujangga kota Jogja, di mana ia berkarir dan hampir mencapai
titik puncak kesuksesan tetapi terpaksa ia tinggalkan karena memilih untuk
bersama keluarga barunya. Suaminya yang tak rela istrinya kehilangan pekerjaan
memutuskan untuk bercerai dengan Nawung
Seperti layaknya roda, kehidupan selalu memberikan
bumbu-bumbu emosi bagi setiap manusia, Nawung contohnya. Ia sangat terpukul,
karir hancur, keluarga hancur, teman baikpun hancur. Pernah berada di titik terendah,
tak menyurutkan niat Nawung mengabdinya dalam mendirikan sekolah untuk
masyarakat sekitarnya. Belum lama ia bangkit, kabar tak sedap harus ia terima,
Angkasa teman dekatnya harus meninggalkan dunia. Ia meminta maaf dan menangis
tersedu di atas pusara Angkasa sembari ditemani Jonathan, mantan pujaan hatinya
dahulu. Semua hal yang telah dialami Nawung membuat Nawung semakin yakin dan
mantap bahwa menolong sesama dan sikap tanggung jawab sangat diperlukan dalam
kehidupan bermasyarakat
RESENSI
Buku yang berjudul "Nawung Putri Malu dari
Jawa" merupakan buku fiksi yang di dalamnya berisikan tentang kehidupan
seorang anak yang dibimbing dalam kesederhanaan disertai dengan banyaknya
keinginan hidup yang ingin dicapainya. Nawung nama gadis itu, gadis petualang
kehidupan yang mencari jati diri walaupun diterpa berbagai permasalahan tetapi
ia tetap memiliki semangat untuk dapat mencapai semua yang ia cita-citakan
Buku ini memiliki 326 halaman dan sangat cocok bagi
seseorang yang ingin mengingat kembali kebudayaan-kebudayaan masyarakat Jawa
yang sedikit demi sedikit mulai meredup karena didalam buku ini diangkatlah
lagu-lagu Jawa disetiap ceritanya. Buku
ini didesain cukup menarik dengan cover yang menarik mata para pembaca untuk
membacanya. Kertas yang digunakan bukan kertas buram, sehingga pembaca nyaman
dalam membacanya. Pembawaan bahasa yang cukup menarik karena disertai dengan
bahasa-bahasa jawa tetapi tetap disertai artinya sehingga pembaca tetap paham
akan alur ceritanya
Walaupun pembawaan bahasa jawa cukup dapat menjadi
ikon dari buku ini, tetapi ada beberapa istilah jawa yang mungkin membuat
pembaca sedikit bingung walaupun masih paham alur ceritanya, contohnya pada
halaman 44 penulisan meja gledheg, istilah gledheg kurang mampu dimaknai orang
awam. Selain itu ada beberapa tulisan di buku yang tidak dapat terbaca dengan
jelas seperti pada halaman 33 dan halaman 136, walaupun hanya sebagai pembatas
antar halaman, tetap saja seorang pembaca pasti akan penasaran dengan tulisan
apa yang dimaksud oleh sang penulis
Komentar
Posting Komentar